Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana BPBD kota Pontianak
Pontianak Rabu, 20 November 2024, BPBD kota Pontianak menggelar kegiatan Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana di kantor BPBD Kota Pontianak, dimulai pukul 08.00 WIB hingga selesai. Acara ini dipimpin oleh Ir.RM. Nasir, MT, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pontianak. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong terwujudnya ketangguhan masayarakat dalam menghadapi bencana banjir dikota Pontianak, agar lebih terarah, terencana, terpadu dan terkoordinasi. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan upaya pengurangan resiko bencana banjir, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang langkah-langkah yang harus diambil sebelum terjadi, saat terjadi dan setelah terjadi bencana, meningkatkan kesiapsiagaan mancakup persiapan peralatan darurat dan rencana evakuasi.
Sebagaimana tema kegiatan pelatihan “ Membangun kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir” dilaksanakan secara tatap muka dengan mengunadang peserta sebanyak 50 orang masing – masing dari lima kelurahan di Kota Pontianak yaitu Kelurahan Mariana, Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Kelurahan Bansir Laut, Kelurahan Siantan Hulu dan Kelurahan Tanjung Hulu . Dengan fokus pembahasan , tentang upaya pencegahan dan kesiapsiagaan bencana banjir, dan dilanjutkan dengan simulasi penaganan bencana banjir.
Kota Pontianak dilihat dari kondisi geografis, demografi, topografi dan iklim menjadikan daerah ini rawan terhadap bencana, kondisi geologi di kota Pontianak termasuk ke dalam kategori wilayah peneplant dangan sedimen alluvial yang secara fisik merupakan jenis tanah liat, jenis tanah ini berupa gambut bekas endapan lumpur Sungai Kapuas. Dengan kondisi tersebut , tanah yang ada sangat labil dan mempunyai daya dukung sangat rendah, jenis tanah di kota Pontianak terdiri dari jenis tanah Organosol, Gley, Humus dan Alivial dengan karekteristik masing-masing yang berbeda satu dengan lainnya. Pada wilayah tanah yang bergambut ketebalan dapat mencapai 1 sd 6 meter , sehingga menyebabkan daya dukung tanah yang kurang baik apabila diperuntukkan untuk mendirikan bangunan besar atau pun untuk menjadikannya sebagai lahan pertanian.
Berdasarkan data kejadian bencana banjir BPBD Kota Pontianak tercatat bahwa tahun 2020 sebanyak 9 kali kejadian , tahun 2021 sebanyak 7 kali kejadian, tahun 2022 sebanyak 9 kali kejadian dan tahun 2023 sebanyak 14 kali kejadian. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Pontianak memiliki tingkat resiko tinggi terhadap bencana banjir.
Hal ini didukung dengan kondisi topografi dan geografis serta curah hujan yang cukup tinggi di wilayah kota Pontianak menjadikan daerah ini rawan terhadap bencana banjir, Bencana banjir di kota Pontianak disebabkan oleh tingginya curah hujan serta naikknya pasang surut air laut. Berdasarkan dokumen kajian resiko bencana kota Pontianak menjelaskan bahwa 6 kecamatan di kota Pontianak memiliki tingkat resiko tinggi terhadap bencana banjir. Maka dari itu diperlukan upaya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana adalah upaya membangun masyarakat untuk mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penaggulangan bencana secara mandiri. Kemampuan itu diharapkan akan mengurangi dampak dan resiko bencana. Oleh sebab itu , melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) kota Pontianak menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pencegahan dan mitigasi Bencana.
Acara dimulai dengan pembukaan dari Kepala BPBD kota Pontianak Ir.RM Nasir, MT , Kepala pelaksana BPBD Pontianak membuka dengan acara kegiatan dengan memaparkan bagaimana kondisi yang terjadi di Kota Pontianak selain karena pengaruh alam, kondisi saluran air , juga diakibatkan perilaku warga baik itu dalam kondisi hujan atau pun dalam kondisi kemarau. Kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan , pencegahan yang seharusnya diupayakan oleh warga masyarakat umum di Kota Pontianak belum dimaksimalkan, Warga Pontianak masih mengabaikan pentingnya membuang sampah pada tempatnya, tempat usaha makanan membuang limbah dapur sembarangan ke saluran tanpa melakukan penyaringan sehingga mengakibatkan penyumbatan pada saluran air karena menyempitnya saluran air karena lemak yang menyumbat saluran. Didukung lagi gerakkan pengurangan penggunaan plastik saat belanja dengan membawa kantong selain plastik sehingga ramah lingkungan dan bisa digunakan kembali. Dengan kesadaran warga secara menyeluruh diharapkan bisa meminimalisir terjadinya banjir di Kota Pontianak.
Acara dilanjutkan dengan pemamparan oleh narasumber yang dibawakan oleh Kepala Bidang Bencana Hariyadi Saragih , ST berupa tayangan slide terkait definisi bencana, tahapan sebelum , saat dan setelah kejadian bencana , topografi Kota Pontianak dengan segala potensi yang mengakibatkan bencana, data bencana banjir beberapa tahun terakhir, perbedaan yang masuk dalam kategori banjir atau genangan